Kasus dugaan penunggakan pembayaran oleh sebuah yayasan terhadap mitra MBG di Kalibata mencuat, menimbulkan keresahan di kalangan pelaku usaha. Nilai total tagihan yang belum dibayarkan dikabarkan mendekati angka 1 miliar rupiah, menjadi pukulan berat bagi kelangsungan bisnis para mitra.

Menurut informasi yang beredar, permasalahan ini telah berlangsung selama beberapa waktu, dengan janji-janji pembayaran yang tak kunjung terealisasi. Para mitra, yang sebagian besar merupakan usaha kecil dan menengah (UKM), kini menghadapi kesulitan keuangan yang signifikan akibat keterlambatan pembayaran ini.

Dampak dari penunggakan ini sangat beragam, mulai dari terganggunya arus kas perusahaan, kesulitan membayar gaji karyawan, hingga potensi kebangkrutan. Beberapa mitra bahkan terpaksa mengambil pinjaman untuk menutupi biaya operasional, menambah beban finansial mereka.

Pihak yayasan hingga saat ini belum memberikan keterangan resmi terkait permasalahan ini. Upaya mediasi yang dilakukan oleh perwakilan mitra juga belum membuahkan hasil yang memuaskan. Para mitra berharap agar pihak yayasan segera mengambil tindakan konkret untuk menyelesaikan kewajibannya.

Kasus ini menjadi sorotan publik dan menimbulkan pertanyaan mengenai transparansi dan akuntabilitas yayasan dalam mengelola keuangan. Diharapkan, pihak berwenang dapat turun tangan untuk menyelesaikan permasalahan ini secara adil dan memberikan perlindungan kepada para pelaku usaha kecil.

Update: Hingga tanggal 16 Mei 2024, belum ada perkembangan signifikan terkait penyelesaian pembayaran. Para mitra terus berupaya mencari solusi terbaik untuk mengatasi permasalahan ini.